Politik Kekuasaan

Pemerintahan dan Politik Kekuasaan dalam Sastra
Adanya pemerintahan merupakan salah satu syarat terbentuknya
suatu negara dan merupakan sesuatu hal yang penting dalam
negara karena dalam arti yang sesungguhnya pemerintahan
adalah suatu sistem yang mengatur alat-alat perlengkapan negara
dan hubungan antara alat-alat perlengkapan itu. Jadi, jika boleh
dianalogikan pemerintah itu layaknya otak dalam diri kita yang
mempunyai sistem jaringan-jaringan syaraf yang kemudian
mengatur seluruh gerak tubuh kita, apabila jaringan syaraf di otak
terganggu atau rusak maka tentu saja akan berdampak pada
jaringan tubuh kita yang lain atau juga menjadi tak teratur atau
dalam artian jika dalam menjalankan sistem pemerintahan itu
terkandung manusia-manusia yang memiliki sifat-sifat yang
buruk, bobrok dan juga korup maka negara juga akan menjadi
kacau balau serta tak teratur.
Pemerintahan dan Sastra
Pemerintahan dan sastra adalah dua hal yang rasa-rasanya sulit
untuk dipisahkan, bahkan menurut saya tak bisa dipisahkan dari
kehidupan. Sedangkan kehidupan itu sendiri berhubungan erat
dengan apa yang disebut dengan moral, etika, filsafat, kesusilaan,
kejiwaan dari masyarakat yang di mana kesemuanya itu perlu
pengajaran agar kehidupan masyarakat dalam suatu negara
menjadi lebih baik atau setidaknya tidak menjadi semakin buruk
dari sebelumnya, dalam suatu pengajaran pastilah diperlukan
suatu sarana yang digunakan untuk mengajar dan dalam hal ini
salah satu sarana yang baik adalah sastra. Hal ini dapat
dihubungkan dengan salah satu fungsi sastra yaitu didaktik yaitu
mendidik, di mana sastra digunakan sebagai sarana untuk
memberi petunjuk kepada para pembaca. Jika yang dibaca oleh
masyarakat itu adalah karya sastra tentang pemerintahan maka
pembaca akan mendapatkan pengajaran tentang pemerintahan
secara tak langsung oleh pengarang seperti pada saat di mana
dahulu Jepang mengambil alih pemerintahan di Indonesia.